Artikel Beauveria Bassiana



Pengendalian Hama Terpadu (PHT) saat ini sudah mulai diterapkan di berbagai tempat oleh petani. Pengendalian ini dikhususkan pada pengendalian hama menggunakan cara yang ramah lingkungan seperti dengan cara biologi, mekanik, fisik, kultur teknis, dan sanitasi. Pengendalian hama yang terus menerus menggunakan pestisida akan menimbulkan dampak negatif yang cukup besar seperti hilangnya unsur hara yang ada pada tanah. 
Pengendalian menggunakan Beauveria bassiana pada konsentrasi tinggi terbukti bisa menurunkan mortalitas hama dengan persentase mencapai 84 persen. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk memastikan bahwa cendawan Beauveria bassiana mampu mengendalikan populasi hama dan layak untuk diterapkan pada sistem budidaya tanaman. 
Dengan demikian, pada artikel ini dicontohkan hasil pengaplikasian cendawan Beauveria bassiana terhadap beberapa hama penting tanaman. Seluruh hama mati pada persentase hingga 84 persen membuktikan keberhasilan metode pengendalian menggunakan cendawan entomofagus Beauveria bassiana.

  1. A.    Pendahuluan
Jamur awalnya dimasukkan ke dunia tumbuhan, namun kemudian dipisah memiliki dunia sendiri yaitu Thallophyta, karena hidupnya memerlukan sumber bahan organik dari jasad lain. Perkembangan terakhir memberinya kerajaan sendiri dengan nama Mycetae (Alexopoulos dan Mims dalam Sastrahidayat, 2011:29). 
Berdasarkan ukurannya, jamur dibedakan menjadi 2 yaitu jamur tingkat rendah (mikrofungi) dan jamur tingkat tinggi (makrofungi). Golongan jamur yang sangat luas di ilmu pengetahuan memerlukan keahlian tersendiri. Mikologi mempelajari makrofungi, sedangkan mikrofungi masuk bidang mikrobiologi (Dwidjoseputro, 1998:146). Bentuk vegetatifnya yang khas berupa thallus, yaitu suatu sistem berupa benang yang disebut hifa. Hifa ini tersusun bersama membentuk miselium yang tanpa septa berupa sel panjang dengan banyak inti. Reproduksi dari jamur ada 2 yaitu reproduksi secara tidak kawin (aseksual) dan reproduksi secara kawin (seksual). Reproduksi tidak kawin berkembang biak demgan spora. Contoh spora yaitu Sporabgiospora dan Konidium. Jamur disebut juga dengan cendawan.
Setiap jamur mempunyai ciri-ciri yang membedakan dengan organisme lainnya. Jamur berkembang biak dengan spora dan memiliki hifa. Jamur ada yang merugikan bisa dicontohkan dengan jamur Fusarium oxysporum yang menyebabkan penyakit layu pada tomat (Sastrahidayat, 2011:91). Selain itu ada juga jamur yang menguntungkan seperti jamur tempe (Rhizopus oryzae), jamur merang (Volvariella volvacea), dan jamur entomofagus (Beauveria bassiana). Jamur tempe digunakan sebagai fermentasi kedelai sehingga membentu padatan berwarna putih. Jamur merang digunakan sebagai produk olahan makanan. Jamur entomofagus digunakan untuk mengendalikan populasi serangga hama pada tanaman.
Cendawan Beauveria bassiana adalah salah satu pengendali populasi hama biologis karena jamur ini bisa menjadi parasit pada tubuh serangga hama. Serangga yang menjadi inang dari Beauveria bassiana adalah ordo Lepidoptera, Coleoptera, dan Homoptera (Ahmad et al, 2008:499). Pengendalian dengan menggunakan cendawan entomofagus seperti Beauveria bassiana adalah untuk mendukung konsep PHT (Pengelolaan Hama Terpadu). Konsep PHT ini bertujuan untuk mempertahan diversitas pada agroekosistem. 
Cendawan Beauveria bassiana tidak akan memusnahkan semua serangga hama, tetapi cendawan ini akan menghambat populasi serangga hama tersebut. Selain itu, konsep PHT ini menganjurkan tidak menggunakan pestisida kimia agar keragamannya tetap terjaga dan kondisi ekosistem seimbang.

Untuk informasi selanjutnya, silahkan kunjungi :  

1 Response to "Artikel Beauveria Bassiana"

  1. Thanks for sharing this article !!
    I really get frustrated by these insects. Thay damages my garden plants and I do nothing for that. But after reading this article I know how to get rid out of these mealybugs and thrips

    https://sketchfab.com/thrips

    BalasHapus

nurharyono.com